Creative Media, Design, Photography and other related things.

Personalie

Selasa, 03 September 2013


Merdeka Yang Tak Merdeka

Suara pembawa acara yang keras nan indah adalah suara yang selalu mengiringi acara demi acara yang berlangsung  pagi ini. Kicauan burung yang beterbangan menghiasi langit biru yang sedikit mendung ini, menambah suasana hening upacara di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 68 ini.
Sebelum dimulai acara ini, Banyak kejadian pagi ini yang lumayan berkesan, karena hari ini memang hari pertama sekolah, “Tin tangi tin,sekolah ” suara ibunda yang membangunkan ku. Seakan mengakhiri mimpi burukku dini hari tadi. Aku bangun dari tempat tidur, lalu menyapu sedikit ruangan di rumahku. Jarang sich, aku melakukan hal itu, itu aja karena disuruh ma’e . baru setelah itu aku mandi dan mempersiapkan diri untuk mengikuti upacara HUT kemerdekaan RI .
Jalan setapak bergula kacang ini perlahan aku injak, sambil sesekali melihat hp, berharap agar temanku segera membalas smsku. Tapi belum membalas juga “ya sudahlah, nanti juga dibalas”, pikirku, sambil meneruskan perjalanan nan singkat ini. Sesampainya di tempat yang biasa buat aku nunggu angkot, aku masih gelisah, belum juga ada sms yang masuk. Ada angkot lewatpun seakan aku ingin naik angkot saja, padahal saat itu helm biruku sudah melekat di kepala. Harusnya aku malu kalo mau ngangkot udah pake helm,,,, hahahaha...... tapi aku tetap menunggu , karena aku percaya ia pasti dateng. Dan kejadian yang dulu pernah terjadi, tak akan mungkin terulang lagi, karena itu hanyalah salah paham, ah sudahlah jangan mengingat hal itu lagi. Tiba-tiba lampu handphone menyala, benar dugaanku riyka yang sms.
Supra fit merah dengan seorang anak perempuan, yang gendut,putih, nan cantik pastinya, datang menghampiriku, itu adlah riyka yang aku tunggu-tunggu sejak tadi. Akhirnya datang juga, lega rasanya. Dan gak akan ketinggalan yaitu anak laki-laki kelas 2 SD dengan seragam pramuka lengkap duduk di belakang riyka, ia adalah romi adiknya riyka. Ia memang selalu nebeng kakaknya ketika berangkat sekolah. Sebelum ku naik ke motornya, riyka berkata “owh iya padusnya disuruh make jas ya??? ” iya dong!!!! Aku menjawabnya, tapi sebenarnya percakapan ini menggunakan basa jawa. Aku tak njupuk jas dhisik ya??? Yo, tak nunggu nang bengkel!! Oke, sheepz...... dan setelah selesai mengambilnya, kmai langsung meluncur dengan kecepatan yang cukup ngebut (pikirku).
Sampai di sekolah kira-kira pukul 6.35, kami berjaln menuju tempat berkumpulnya  teman-teman. Saat itu hampir lengkap semua temanku, karena sama anak OSIS emang disuruh berangkat pagi, aku sama riyka malah yang kesiangan. Sambil berjalan, aku berpikir, nampak ada yang kurang dari diriku. Apa ya????. Setelah berpikir sebentar, baru inget, owh iya ndak bawa topi!!! Si riyka ikut-ikutan nyambung, owh aku yo ndak bawa topi!! Hehehe kok bisa kompak banget ya??? Kita  geger sendiri-sendiri. Mau pinjem anak PMR, belum pada dateng. Pinjem anak paskib aja!!! Aku menemukan  ide, cemerlang.  Kebetulan ada anak OSIS lewat, si dealita, aku bilang aja sama dia tak suruh minjemin anak-anak paskib. Udah pesan 2 topi malah cuman dapet 1, karena aku yang bilang sama dea jadi aku yang make topi itu, topinya kotor banget pasti bau, walaupun gak ku cium sich. Si riyka masih aja geger, belum dapet topi, tapi setelah mencari lagi , akhirnya dapet juga.
Matahari mulai menampakkan wajahnya, kami pasukan padus (paduan suara) segera menempatkan diri untuk pemanasan, dan sedikit melatih  kembali suara kami. Sambil mulai bernyanyi, aku mengamati  si fahrul yang lagi menata barisan  para peserta upacara. Lagu indonesia raya dan mengheningkan cipta adalah lagu wajib yang selalu mengiringi uapcara bendera pada hari senin. Tapi karena hari ini adalah upacara HUT kemerdekaan RI, jadinya tambah 1 lagu yaitu hari merdeka.
Pemanasan menyanyi, telah berlalu saatnya upacara ini dimulai. Serentetan acara seperti upacara biasa  adalah hal yang biasa kami lakukan seminggu sekali. Tapi hal yang berbeda dari upacara hari ini adalah anggota paskibrakanya (pasti kalian uadah tahu kan?). dan saat tiba acara itu ........... suara yang terdengar pertama kali adalah suara komandan pleton “siap grak, langkah tegak maju jalan” baru setelah itu disusul suara berpuluh-puluh sepatu fantofel yang menghentakkan kakinya pada tanah SMKN 2 TEMANGGUNG ini. Acara itu mulai memrindingkan suaraku, ditambah lagi, mereka yang sudah nampak kelihatan dengan pakaian mereka yang serba putih kecuali  peci hitam yang dengan pin burung garuda emas yang berada di sebelah kanan, beserta scraft merah  yang mellingakar pada leher mereka. Nampak terlihat sangat jelas di posisi kami berdiri karena memang posisi kami saling berhadapan. Suara hentakan kaki yang sangat kompak inipun menambah telinga ini semakin mrinding. Huh sangat luar biasa, upacara yang spesial walupun lebih spesial di alun-alun temanggung, atau malah di istana merdeka. Para peserata upacara saat itupun sangat hening seakan-akan mereka sangat memperhatikan langkah demi langkah mereka berharap ada kesalahan agar ada salah satu dari mereka yang dihukum pus’ap oleh para singa-singa dari guru LC, mereka juga nampak memperhatikan wajah-wajah mereka yang coklat dengan bedak tipis  yang telah sedikit luntur, mungkin karena telah termakan waktu yang cukup lama, beserta keringat yang mengalir karena kenervesan mereka.     
setiap bait demi bait kami ucap dan apabila kami resapi .... oh.... indahnya arti setiap kata lagu kebangsaan indonesia ini 

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiriJadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaankuBangsa dan
Tanah AirkuMarilah kita berseruIndonesia bersatu
            Hiduplah tanahku
Hiduplah negrikuBangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanyaBangunlah badannyaUntuk Indonesia Raya
            Indonesia RayaMerdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
            Indonesia RayaMerdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
            Indonesia RayaMerdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
            Indonesia RayaMerdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya           
Dan kembali aku berpikir tentang dunia ini, indonesiaku sebuah negara berkembang yang rata-rata penghuninya adalah para manusia ber-SDM rendah,,, bahkan para pemimpinnya pun mungkin begitu karena belum bisa merubah negara ini menjadi negara maju atau paling tidak menjadi negara berpendidikan tinggi. Yahhhh mungkin ada sebagian manusia yang sangat cerdas..... tapi ingat itu hanyalah sebagian. bahkan aku cenderung memberontak terhadap pendidikan indonesia ini yang hampir semua sekolah membuat pelajarannya menjadi sangat membosankan. Para  guru dituntut megisi administrasi pembelajaran dan tuntutan lain-lainnya yang akupun tak mengetahuinya. Memang sich akan mengajar muridnya seperti itu atau seperti ini itu juga adalah sebuah pilihan, pilihan untuk mendidik untuk mencerdaskan bangasa sebagai guru beneran ataukah hanya mengajar dan menjadi guru GADUNGAN hahahaha… tapi salah satu pilihan itu mengandung kelemahan tersendiri misalnya mereka memilih sebagai guru yang benar-benar mencerdaskan bangsa maka administrasi pembelajarannya tidak akan maksimal semaksimal metode guru gadungan tadi ,tapi apabila mereka memilih menjadi guru gadungan kelemahan yang terbesar adalah pendidikan yang seharusnya para siswa dapat malah menjadi terbelakang, dan administrasi itu pula hanyalah tulisan, walaupun benar-benar terjadi tapi hanya bohongan belaka karena tak bermanfaat maksimal seperti seharusnya.
Hahhhh entahlah memikirkan bangsa ini sungguh membingungkan, mereka para atasan pasti lebih mengerti dan memahami tentang bangsa yang mereka kelola sendiri. Walaupun mereka tega menelan hak rakyat, tapi mungkin mereka hanya memikirkan keluarganya. Atau mereka malah pusing 7 kelilling untuk bangsa ini????? Tapi apabila mereka benar-benar berpikir seperti itu, kenapa mereka malah KORUPSI????.
Sudahlah cukup  sampai disini saja angan-anganku ini, lebih baik aku memperhatikan kembali jalannya upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ku iini. Walaupun belum merdeka seutuhnya, tapi setidaknya kami masih diijinkan untuk mengibarkan bendera MERAH PUTIH kami dan menyanyikan lagu kebangsaan kami……. 

Selasa, 20 Agustus 2013

Terwujudnya Impianku menjadikan aku bingung (the next)
                   Di bawah terik matahari ini aku berjalan bersama temanku Ani Purwanti, jalan yang sering aku lewati dulu sebelum akhirnya aku dibelikan motor oleh ayahku. Kebisingan suara motor dan mobil yang lalu lantas adalah sajian yang menemani iringan langkah-langkah kecil kami, angin yang berhembuspun seakan tak terasa dikalahkan oleh uap panasnya jalan ini. Jalan yang selalu membuat sepatuku yang baru dan masih tebal (di bagian telapaknya) menjadi lusuh dan tipis. Sambil mengisi waktu luangku menunggu angkot ini berjalan mengantarkan ku pulang. Aku sengaja iseng-iseng menulis sebuah cerita perjalanan hidupku ini sambil melihat kendaraan yang was..... wus wira-wiri melewati jalan di sebelah angkot ini.
                  Aku kembali teringat saat aku masih kelas X, aku biasa melewati hari-hari ini dengan menggerutu “ah....andai saja aku punya motor , aku pasti udah sampai rumah dari tadi” dari pada nganggur buang-buang waktu buat nunggu angkot, mending buat internetan di lab adem,tenang,nyaman, gratis lagi. Sambil mengingat kejadian-kejadian itu, sesekali aku melihat kaca yang ada di dalam angkot untuk mendengarkan percakapan orang-orang yang duduk di belakangku. Karena saat itu aku duduk di bangku paling depan disamping pak supir.
                Padahal aku rasa naik motor itu gak seenak dan senyaman yang aku bayangin dulu karena resiko terbesar adalah nyawa . sering aku merasa kebingungan apakah aku tetap ngangkot atau naik motor. Aku hanya takut kalo make’ motor itu keseringan jatuh dan akhirnya motornya rusak , belum lagi badanku yang sakit semua.
                Aku malu , kalo aku hnya bisa menyusahkan kedua orang tuaku, membuat mereka khawatir dan gelisah, apalagi harus mengeluarkan uang lagi buat nyervis motor. Huh.... aku gak mau itu terjadi.
             Dan aku gak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi hal itu, malahan aku sering menyalahkan diriku sendiri, kenapa sichhh aku gak bisa merawat dengan baik barang pemberian orang tuaku. Padahal untuk memperoleh motor itu, ibuku yang berjuang merayu-rayu ayahku agar ia mau membelikanku motor. Dimarahi ayah adalah resiko yang harus ditanggung ibu. Pagi, siang , malam ibuku nhanya berdo’a untuk aku dan adikku, walaupun bukan itu doang sich. Hingga akhirnya sebuah motor impianku sejak SMP dapat terwujud.
           Tapi sudahlah, aku hanya perlu belajar lebih giat lagi agar aku mahir mengendarai motor. Tuntuan itulah yang sering menghantui pikiranku, belum lagi mengingat kecelakaan kemarin. Tak terasa angkotpun mulai penuh dan angkot yang aku tumpangi mulai berjalan.
           “pak? masjid” kata yang sering aku ucap ketika aku hendak turun dari angkot. Perlahan kami berjalan menyusuri panasnya jalanan ini, meraskan uap jalan aspal yang seakan-akan ingin membuat kaki kami menderita karena kepanasan. Tak ada yang aku fikirkan aku, hanya sangat merasa bersyukur karena fasilitas baruku itu sangat membuatku nyaman karena aku gak perlu ngantri berjam-jam di kursi angkot untuk menunggu angkot penuh, walaupun terkadang  kata yang sering aku ucap ketika aku hendak turun dari angkot. Perlahan kami berjalan menyusuri panasnya jalanan ini, meraskan uap jalan aspal yang seakan-akan ingin membuat kaki kami menderita karena kepanasan. Tak ada yang aku fikirkan aku, hanya sangat merasa bersyukur karena fasilitas baruku itu sangat membuatku nyaman karena aku gak perlu ngantri berjam-jam di kursi angkot untuk menunggu angkot penuh, walaupun terkadang udah penuh dan aku gak dapat tempat duduk sich.

               Hampir setengah perjalanan kami melangkahkan kaki ini, tiba-tiba aku melihat sosok cowok remaja dengan motor supra fit hijau yang menghampiri kami..... oh ternyata itu adik sepupunya ani yang ia suruh untuk menjemputnya, karena ia memang merasa kurang enak badan. Aku berjalan mendahuluinya karena aku tidak ingin, jika adiknya harus memboncengkan kami berdua. Tapi ada 1 motor jupiter mx yang mendahului langkahku, ia melihat ke arahku lalu berkata “nggo mbak nek sareng” mungkin karena ia merasa iba melihatku yang berjalan sendirian, sedangkan temanku ani udah dijemput adiknya.  

Selasa, 30 Juli 2013

                        Terwujudnya impianku menjadikan aku bingung 
        Mimpi yang tak bisaku ingat dalam tidurku tadi malam. Aku hanya mengingat suara ibuku yang membangunkan ku untuk makan sahur. Sebenarnya detik jam masih menunjukkan angka 2.30 masih terlalu pagi unntuk makan sahur, tapi aku memang menyuruh ibu untuk membangunkan aku pagi ini. Suasana hening nan dingin masih menyelimuti malam ini, aku keluar dari rumah untuk ,mengambil air wudhu. Gemricik air wudhu ini menambah dinginnya malam ini. Malam ini nampak bukan malam lailatul qodar yang aku nanti-nantikan, karena memang malam ini adalah malam genap dan adanyamalam lailatul qodar itu hanya terdapat di malam malam ganjil. Lagian keadaan saat ini juga sangat dingin, bukan keadaan dengan hawa pas-pasan dengan keheningan malam yang membuat nyaman diri ini untuk bertemu dengan kekasihku ALLAH.                Kuambil mukena putih ku dan sajadah warna merah yang selalu menemani ku ketika aku ingin bertemu kekasihku dan mencurahkan semua isi hatiku dan kesulitan dalam menghadapi kehidupanku pada-Nya. Dalam sujud witir terakhirku , aku curahkan tentang kejadian saat aku pulang sekolah kemarin. Ya ALLAH terimakasih engkau masih melindungiku dalam kecelakaan tadi siang, terimakasih engkau telah memberikan pelajaran agar aku lebih berhati—hati dalam mengendarai sepeda motorku, terimakasih karena yang menabrak ku ternyata adalah orang yang baik hati dan tidak memarahiku karena keteledoranku dan ketidakhati-hatian dirinya, terimakasih ya Allah karena yang menabrakku hanyalah sebuah sepeda motor bukan sebuah mobil truk besar ataupun sebuah bis pariwisata. Mungkin jika hal itu terjadi sekarang ini kau telah bersujud dalam hadapanmu ya ALLAH. Karena kejadian itu, pagi ini aku tidak membawa motor ke sekolah. Sama seperti sebelum aku mempunyai motor, aku menunggu angkot di pinggir jalan menuju rumahku. Sebelkum itu aku sempa mengantarkan pangeran kecilku untuk pergi sekolah, karena aku tidak tega membiarkannya jalan sendiri menuju sekolahnya. Saat itu motor supra hijau ku telah di keluarkan dari parkiran kecil dalam rumahku oleh pakdhe ku sebagai tukang parkir ang selalu mengantarkan sepedaku ketika aku ingin berangkat sekolah. Bukan karena aku takut membawa motor ke sekolah tapi aku masih ingin mengistirahatkan otak yang selalu menangis karena aku telah merusak uang 6 juta dari ayahku, dan aku belum bisa merawat dan menggunakannya secara baik dan benar. Takut sempat menjadi alasan pertamaku untuk tidak membawa motor ke sekolah , tapi setelah aku mendengar pangeran impianku menyanyikan lagu “sang juara” darinya, semangatku terpompa utuh kembali.

Selasa, 18 Juni 2013

MY TRUE FRIEND




Aku mengagumi sosok “GUN” (Mario Maurer) yang berperan dalam film my true friend. Di dalam film itu ia menjalankan peran sebagai anak yang gak pernah mendapatkan perhatian orang tuanya. Orang tuanya hanyalah memikirkan kerja kerja dan kerja terus. Sampe-sampe ia sangat membenci orang tuamya yang tidak pernah memikirkan anaknya.  
Gun memang suka berkelahi, tapi ia selalu membela kebenaran dan selalu mengingatkan temannya jika temannya berperilaku salah. Walaupun itu bakal bikin temannya marah tapimunkin itu adalah resiko pikirnya. Dan kata-kata yang tak pernah kulupakan dari film itu adalah “persahabatan itu gak hanya 1 atau 2 hari saja , tapi selamanya”. Entah darimana ia mendapat prinsip hidup seperti itu ha.....ha....ha..... namanya juga film.
Gun juga berprinsip kalau jangan pernah bikin sahabat  kita bersedih gara-gara tingkah laku kita,buatlah mereka bahagia. Bahkan sanpe segitunya ketika ia udah dalam keadaan tertusuk.ia masih sempat berpura tak kena apa-apa. Ia masih menyanggupkan siri untuk bangun berdiri tegak untuk menyambut kemenagan temanya dalam menghadapi musuh. Ia juga masih sempat menyetir mobilnya  untuk menemui salah satu fans.nya tapi akhirnya ia pingsan karena kehabisan darah dan akhirnya ia pun meninggal  karena jantungnya udah gak bisa berdetak lagi.
Jadi kesimpulannya hanya karena ia gak ingin sahabatnya bersedih ia rela mengorbankan nyawanya , ia rela berkorban sebegitu besarnya. Banyak pelajran yang dapat aku petik dari film ini. Itung buat koleksi prinsip hidup, karena aku lagi kebingungan cari prinsip hidup yang baik dan bagus buat aku lakukan. Karena aku juga sadar kalo gak semua prinsip hidup yang baik dan benar itu dapat dilakukan oleh diri kita. Karena kita juga punya fisik dan psikis yang berbeda untuk memilih sebuah prinsip hidup

Senin, 17 Juni 2013

pagi ini aku bakal ngisi blog ku dengan sebuah tulisan tangan, karya aku yang mungkin hanyalah sebuah uneg" dalam diri ku he...he....he...
tapi sebenernya aku juga bingung buat blog itu meh tak isi apa. tapi gak apalah itung-itung buat ngisi waktu luang sehabis UKK lagiann di sini internet gratis sepuasnya
Dimana lagi kalo bukan di tempat sekolahku SMK N 2 tmg. fasilitas sudah lengkap tinggal diri kita aja yang mau berkreasi apa aja sesuka hati
em.... ngmong-ngomong dari tadi sebenernya aku pengen cerita tentang kehidupan di keluarga ku. kog jadi ngelantur" kayak gini ya???
ya udah dech daripada penasaran aku mulai aja ya ceritanya he....he.... (kebanyakan basa basi) tapi asyik kan??? (tukang ngarep)
okey start disini aja ya .....
aku dilahirkan dari sebuah keluarga sederhana dan harmonis (mungkin). Bapak ku adalah orang berpolitik karena alhamdulilah sampe saat ini beliau masih menjadi pemimpin di dusun ku. Ia adalah orang super galak dan ganas dalam keluargaku, orang nya berprinsip hidup kuat dan khawatir banget ama anak cewek satu-satunya , yang itu pastinya adalah aku. bapakku dilahirkan dari keluarga sederhana tapi ada minusnya sich. Ia di sekolahkan hanya sampe SD oleh nenek ku.
setelah sekolah SD bapak ku kerja di Temanggung, jadi tukang momog anak kecil yah kayak baby suster gitu tapi cowok wakaka.... . Masa muda bapakku sama dengan anak jaman sekarang ya kayk gitulah anak jaman sekarang
mabuk? iya
nyewek? parah
yang lain banyak lagi, gak bisa aku sebutin satu persatu dech.
tapi yang aku kagumi darinya adalah prinsip hidupnya. tapi kegiatan masa muda bapakku gak dihabiskan dengan gitu gitu doank kok ia juga mencari ilmu kehidupan (aku menyebutnya itu, entah bapakku nyebut apa?)
ilmu kehidupan yang dimaksud adalah prinsip hidupnya.
Dari tadi perasaan ngomongnya prinsip hidup terus, hehehe... bingung ndak mau nulis apa.????
semasa muda bapakku  ia rajin puasa, tahajjud, dzikir. entah apa tujuan beliau melakukan itu, tapi yang aku heran adalah kenapa aku sebagai anaknya yang terbesar belum tahu sepenuhnya tentang prinsip hidupnya????
mungkin yang ku tau adalah 20 % dari 100 %
beberapa yang ku tahu adalah:
1. gak boleh merepotkan orang lain, lebih baik diri kita aja yang direpotkan
2. kalo bisa apapun yang orang lain mau pinjem dari kita harus dikasih
3. jangan lupa harus bisa bikin orang kail seneng
dan yang lainnya gak tau dech, soalnya aku juga gak terlalu deket dengan bapakku aku cenderung dekat dengan ibuku.
terkadang orang tuaku sering membeda-bedakan aku dengan adikku, ia memang adik terhebat yang aku miliki. ia sering meniru semua tingkah laku aku, kalo aku bangun siang ya ikut bangun siang. kalo aku tidur jam 5 pagi setelah sahur ya ikut tidur lagi , gak mau bangun.
semuanya ikut"an aku.
aku pengen  jadi kakak yang baik , kakak yang selalu dapat dicontoh olehnya
tapi gimana ya caranya??? aku sering sebel ngeliat tingkah lakunya.


Minggu, 16 Juni 2013

kisah orang SUKSES yang mulai dari NOL



kisah orang SUKSES yang mulai dari NOL


Salah satunya adalah Susi Pudjiastuti, potret sukses pengusaha wanita tanpa jalur pendidikan formal. Merasa sekolah tidak bisa mengakomodasi keinginannya, Susi Pudjiastuti memilih drop out saat kelas dua SMA dan bekerja di pelelangan ikan di Pangandaran, Jawa Barat. Pilihan nekadnya ini, ternyata mampu mengantarkan nasibnya menjadi juragan ekspor ikan beromzet milyaran rupiah per bulan dan pemilik dari maskapai penerbangan Susi Air dengan 12 pesawat Cessna Grand Caravan, hanya dengan modal awal 750 ribu rupiah.

Pada tahun 2000, Susi membuat terobosan baru bidang pengangkutan ikan, yaitu dengan pesawat terbang untuk mempercepat pengangkutan ikan segar. Tekad yang keras untuk menjadi pengusaha juga menghinggapi benak Budiyanto Darmastono. Lulusan D3 Akuntansi UGM yang berasal dari keluarga guru ini, tak puas bekerja sebagai pegawai bidang akuntansi, dengan penghasilan yang menurutnya“hanya begitu-begitu saja”. Bersama istrinya, Budiyanto terus berpikir keras mencari-cari bidang usaha yang cocok dan bisa dikerjakan berdua. Ide bernas pun mampir di pikirannya saat menyadari, bahwa bisnis kurir sangat potensial.

Perusahaan di bidang usaha courier service juga masih sedikit dan sebagian besar dikerjakan secara manual. Bermodalkan uang 24 juta hasil meminjam saudara dan temannya, Budiyanto menyewa sebuah rumah kontrakan untuk dijadikan kantor bernama PT. NCS. Gagasan briliannya saat itu adalah mengandalkan 2 komputer untuk mempercepat sistem database dan pelaporan.“Saat itu saya lihat dari sejumlah perusahaan kurir, masih memakai sistem manual. Maka saya berpikir bahwa sistem computerized pasti akan lebih cepat, tepat dan dipercaya klien”ujar Budiyanto.

Saat ini, berkat kerja keras dan komitmen menjaga kepercayaan para klien, PT. NCS telah memiliki 3000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan omzet sekitar 9 miliar rupiah per bulan. Sementara keputusan untuk tidak mengikuti jalur“mainstream”sarjana saat ini, yaitu menjadi karyawan selulus kuliah, mendorong empat sekawan dari Yogyakarta memilih berwiraswasta. Eko Yulianto, Fath Aulia Muhammad, Asyari Tamimi dan Febri Triyanto tak malu-malu memulai usaha berjualan stick singkong goreng. Bermodalkan sebuah gerobak berwarna merah kuning bermerk Tela-tela, mereka berempat mampu menarik konsumen penyuka cemilan gorengan.

Obsesi mereka mengangkat derajat singkong supaya“selevel”dengan cemilan impor, juga didorong alasan untuk memberdayakan para petani singkong. Pengalaman berlari-lari mendorong gerobak sambil menenteng wajan berisi minyak goreng karena dikejar-kejar Satpol PP saat pertama kali berjualan, tak mematahkan semangat mereka. Hanya dalam waktu 2 tahun, sekitar 1200 outlet Tela-tela di seluruh Indonesia, telah memberikan omzet bagi 4 sekawan ini 2-3 Miliar per bulan.

Berawal pada hobi bermain skateboard, mendorong Rizky Yanuar dan 2 temannya membuat sendiri kaos, jaket dan aksesoris bernuansa komunitas skateboard pada 1998. Bermodalkan uang patungan sebesar 200 ribu rupiah, mereka bertiga memproduksi sendiri jaket dan kaos bermotif skateboard. Kegiatan yang awalnya hanya sebagai hobi itu, ternyata terus berlanjut hingga mereka lulus kuliah. Promosi lewat mulut ke mulut kepada sesama komunitas skateboard, berkembang ke jalur distro dan akhirnya memiliki sebuah toko showroom khusus berbendera Ouval Research. Ketekunannya untuk bertahan di segmen khusus anak muda, dibarengi inovasi dalam segi desain secara terus menerus, membuahkan 4 outlet di Bandung dan Jakarta, serta 100 distributor di seluruh Indonesia yang mengalirkan omzet 1-2 miliar per bulan.

Semoga kisah-kisah diatas bisa menjadi inspirasi anda dan membuka hati anda untuk bangkit dan berusaha!!

Jumat, 14 Juni 2013

Pada suatu hari Dr. Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi, memberi ceramah di Universitas Puerto Rico. Ia menceritakan suatu kisah dalam hidupnya:
Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orangtua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, ditengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.
Pada suatu saat, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya mengerjakan beberapa pekerjaan tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.
Pagi itu setiba di tempat konferensi, ayah berkata ”Ayah tunggu kau di sini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama.”
Segera saja saya menyelesaikan pekerja-pekerjaan yang diberikan oleh ayah dan ibu. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjuk pukul 17.30, langsung saya berlari menuju bengkel mobil dan buru-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18.00!!!
Dengan gelisah ayah menanyai saya ”Kenapa kau terlambat?”. Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton bioskop sehingga saya menjawab, ”Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu.”
Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan ayah tahu kalau saya berbohong. Lalu ayah berkata, ”Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan engkau sehingga engkau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarkanlah ayah pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik.”
Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap dan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.
Sejak itu saya tidak pernah berbohong lagi. Seringkali saya berpikir mengenai kejadian ini dan merasa heran. Seandainya ayah menghukum saya, sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapat sebuah pelajaran mengenai mendidik tanpa kekerasan ? Kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru terasa kemarin.
Itulah kekuatan bertindak tanpa amarah dan kekerasan.
-
Lihat bagaimana Ayahnya Dr. Arun Gandhi tidak bertindak ceroboh dgn amarah, tapi beliau dgn bijaksana menintrospeksi dirinya sendiri, menghukum dirinya sendiri tapi tidak menyalahkan perilaku anaknya yg keliru karena dia ingin mengajari anaknya dgn contoh Teladan yg baik, bukan dgn amarah apalagi sampai memukul anaknya.
Kalau kita berusaha memahami orang lain tanpa mengharapkan orang lain memahami kita